Selasa, 15 Maret 2011

Otak-otak Amui - Makanan Khas Bangka

Memanggang otak-otak bukan pekerjaan yang gampang. Pasalnya bara api yang digunakan untuk memanggang harus rata dan tidak boleh sampai mengeluarkan api.

Cukup panasnya dari bara api saja, kalau ada apinya, daun pisang sebagai bungkus otak-otak akan terbakar dan otak-otaknya bisa gosong.

Selain bara api yang harus diperhatikan, otak-otak juga harus sering dibolak balik, tujuannya agar otak-otak masak merata.

Dalam satu hari Warung Otak-otak Amui bisa memanggang lebih dari 1.000 bungkus otak-otak, satu otak-otak dijual Rp 2.000.


Pha Kak Liang – Bangka Belitung – Indonesia

Pha Kak Liang terletak di Desa Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Sekitar 2 km dari Kota Belinyu atau 53 km dari Kota Sungailiat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.

Pha Kak Liang merupakan sebuah kawasan wisata bergaya China, yang dibangun didaerah bekas tambang timah, luasnya mencapai 2 ha. pengunjung yang datang kesini seolah berada didaratan Hongkong atau Taiwan. Daya Tarik yang tak kalah menarik bagi wisatawan disini ialah penunjung dapat menyaksikan dan memberi makan ikan air tawar yang besar-besar bermunculan dari permukaan air apabila di beri makan. (Makanannya telah disediakan oleh penjaga setempat ). Menurut cerita, ikan-ikan ini tidak boleh dipancing apalagi dimakan.

Kampung Gedong: Kampung China – Kabupaten Bangka – Bangka Belitung – Indonesia


Sejak tahun 2000, Kampung Gedong ditetapkan sebagai desa wisata. Pengembangan tersebur menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung pada umumnya dan khususnya warga keturunan China untuk melihat bangunan-bangunan etnik China di lokasi tersebut.
Kampung Gedong merupakan perkampungan pecinan tua. Penghuninya sekitar 50 kepala keluarga dari generasi pertama etnis Tionghoa yang datang ke Pulau Bangka untuk dipekerjakan sebagai buruh di pertambangan timah. Kehidupan penduduk perkampungan Cina tersebut rata-rata berdagang dan membuat makanan khas Bangka seperti kerupuk, kemplang, getas, dan lain-lain.
Kampung China ini adalah salah satu pecinan yang masih utuh menggambarkan kehidupan seabad silam. Menurut sejarah, perkampungan tersebut merupakan komunitas Tionghoa keturunan enam bos timah yang dahulu menguasai kawasan Parit 6 atau Liuk Phun Thew dalam dialek Hakka. Setelah sekian tahun, pendatang China ini kemudian dapat berbaur, menetap, dan menjadi bagian dari masyarakat Kampung Gedong. Di permukiman ini, setiap hari besar seperti Imlek, Peh Cun, Qing Ming pasti digunakan para warga untuk berkumpul. Dalam sejumlah perayaan, sering kali diarak lakon Sun Go Kong (atau Sun Wu Gong) yang menjadi Dewa Pelindung Kampung Gedong.
Keistimewaan Kampung Gedong ini adalah terdapatnya deretan rumah kayu yang antik, ornamen Tionghoa, kaligrafi Han Zi, tempat pemujaan di depan rumah, dan klenteng pelindung desa. Aneka bangunan tersebut merupakan pemandangan eksotis yang berpadu dengan alam tropis Pulau Bangka. Pemandangan tersebut mengingatkan kita pada film-film tahun 1940-an yang menampilkan kota-kota tua seperti Penang, Malaka, dan China Town (Singapura). Permukiman China Kampung Gedong hanya dihuni sekitar 50 keluarga, sehingga kampung ini sangat sepi dan tenang. 
Perkampungan masyarakat asli China ini berjarak ± 53 km dari Kota Sungailiat, ± 14 km dari Kota Belinyu, dan 90 kilometer sebelah utara Kota Pangkalpinang. Atau tepatnya terletak di Kampung Gedong, Desa Lumut, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. 
Untuk mencapai Kampung Gedong, para pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi, bus, dan angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar satu jam. 
Fasilitas yang terdapat di Kampung Gedong meliputi Klenteng, penginapan, hotel, dan warung-warung penjual makanan khas Bangka.

Pantai Parai Tenggiri


Pada awalnya, masyarakat sungailiat menyebut pantai ini sebagai pantai Hakok, kmudian sebagai pantai Tenggiri. Pantai Parai merupakan pantai paling indah dideretan pantai timur Pulau Bangka. Sejak dulu ketika masih disebut Hakok, pantai ini merupakan kawasan yang paling digemari untuk dikunjunggi oleh masyarakat setempat. Bebatuan yang banyak terdapat di pantai ini, bagaikan sebuah dekorasi alam yang sangat indah. Pantai ini memiliki sebauh resort dengan hotel bintang 4 yakni parai beach resort. Merupakan satu-satunya kawasan tujuan wisata pantai bertarap internasional yang patut dibanggakan dipulau bangka. Hampir semua fasilitas tersedia, mulai dari akomodasi, restauran, bar and grill, café, kolam renang, bahkan sport and leisure.
Pantai Parai Tenggiri Pantai Parai Tenggiri

Pantai Pasir Padi



Pantai Pasir Padi berjarak 7 Km dari Pangkalpinang ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pantai Pasir Padi ini merupakan satu-satunya kawasan wisata paling ramai yang dikunjungi masyarakat kota Pangkalpinang. Pantai Pasir Padi memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan laut biru tenang. di pantai ini sinar pagi sang surya memancar indah setiap hari, sehingga banyak wisatawan baik dari daerah sekitar, dari berbagai daerah diluar pulau Bangka, bahkan dari mancanegara, mengunjungi pantai pasir padi.
Keunikan Pantai Pasir Padi yang memiliki garis pantai sepanjang 100 hingga 300 m adalah ombak yang tenang dan kontur pasir yang padat, putih dan halus. Oleh sebab itu, pantai ini nyaman untuk pejalan kaki bahkan dapat di lalui oleh kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua.
Pantai yang mempunyai pemandangan alam yang sangat indah ini berada tidak jauh dari Pulau Punan, yang dapat dikunjungi dengan berjalan kaki ketika air laut surut. Selain itu, juga terdapat Pulau Semujur dan Pulau Panjang yang berada sekitar 2,5 Km di perairan Pasir Padi.
Pantai kunjungan wisata yang paling digemari oleh semua tingkat usia ini sangat nyaman untuk mandi atau berjemur, karena kehangatan air lautnya, dan ketenangan ombaknya. Banyak kelompok pengunjung yang sengaja datang untuk bermain bola kaki di pantai. Bagi pemuda yang mempunyai sifat dinamis pantai ini merupakan surga untuk mengadu ketangkasan dan kecepatan bersepeda motor. Bahkan Ikatan Motor Indonesia (IMI) sering menggelar balapan sepeda motor, sebagai penyaluran jiwa dinamis anak-anak muda penggemar kebut-kebutan di jalan raya. Menjelang senja banyak pengunjung datang sekedar untuk menikmati udara sore dan menyaksikan kemeriahan Pantai Pasir Padi. Pantai Pasir Padi sering menjadi tempat penyelenggara acara keagamaan seperti pechun dan acara-acara lainnya.
Untuk menunjang sektor pariwisata Pantai Pasir Padi, sejumlah akomodasi yang berupa hotel berbintang, dengan fasilitas lengkap, seperti restoran, dan ruang konferensi, pameran dan lain-lain, tersedia. Selain itu warung-warung tradisional yang menyajikan berbagai hidangan laut menambah variasi akomodasi pantai itu.




In Bangka




Senin, 07 Maret 2011

Tak Mengapa....

Tak mengapa jika kita tidak kunjung berhasil dalam hidup...
Bukankah berhasil bukanlah ukuran mutlak

Tak mengapa meski kita tak kunjung sembuh...
Bukankah sakit itu anugerah..

Tak mengapa meski kita tak kunjung menikah...
Bukankah nikah hanya sekedar status...

Tak mengapa meski kita jatuh...
Bukankah masih ada waktu untuk berdiri kembali...

Tak mengapa jika kita sedih...
Bukankah nanti kita pasti bahagia...

Tak mengapa jika kita menangis...
Bukankah besok kita bisa tertawa....

Tak mengapa jika kita tidak memiliki apa-apa...
Bukankah akan ada sesuatu yang akan jadi milik kita...

Tak mengapa jika kita tetap tidak mendapatkan apa yg diharap...
Bukankah semua akan indah pada waktunya...


Bukankah setelah kesulitan akan datang kemudahan....